Archive for Januari 2017
Soal :
1. Jelaskan
tentang teknik encoding Polar
2. Jelaskan
tentang teknik encoding Unipolar
3. Jelaskan
tentang teknik encoding Bipolar
4. Apakah
yang anda ketahui tentang satelit?
5. Sebutkan kelebihan dan kelemahan menggunakan
jaringan satelit!
Jawaban :
1.
Teknik Encoding Polar (Polar Encoding
Technique)
Sinyal polar adalah elemen-elemen
sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level tegangan positif
dan yang lainnya oleh level tegangan negatif. Jenis
pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V
(tegangan positif dan negatif) untuk menyatakan data biner dengan nilai 0 dan
1.
NRZ-L (Non-Return to Zero Low)
Level +V digunakan untuk menyatakan data biner 0,
sedangkan level tegangan –V digunakan untuk menyatakan data biner 1.
NRZ-I (Non-Return to Zero Inverted)
Representasi level
–V atau +V menyatakan adanya perubahan data biner dari menuju logika 1.
Artinya, setiap ada perubahan urutan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1, maka
level tegangan akan berubah dari sebelumnya. Misalkan level sebelumnya +V maka
perubahan bit 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya menjadi –V dan sebaliknya
jika level sebelumnya –V maka perubahan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1
menyebabkan levelnya berubah menjadi +V. Perubahan data dari 0 ke 0 dan 1 ke 0
tidak akan menyebabkan perubahan level tegangan.
RZ (Return to Zero )
Pengkodean saluran
jenis Return to Zero (RZ) menggunakan level –V dan +V dengan transisi di
pertengahan bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi dari level
–V menuju 0V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi dari level +V
menuju 0V. Contoh pengkodean saluran jenis RZ ditunjukkan pada gambar berikut
ini.
Manchester
Pengkodean
Manchester menggunakan level –V dan +V dengan transisi ditengah-tengah bit data
biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari +V menuju
–V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari –V
menuju +V.
Differential Manchester
Pengkodean
Differential Manchester merupakan modifikasi pengkodean Manchester, dimana
letak transisi level tegangan dari –V menuju +V atau sebaliknya yaitu +V menuju
–V dipengaruhi oleh data biner. Data biner 0 ditandai dengan transisi level
tegangan terletak diawal interval data bit, sedangkan data biner 1 ditandai
dengan transisi level tegangan terletak ditengah interval bit dari data.
2. Teknik Encoding
Bipolar (Bipolar Encoding Technique)
Pengkodean bipolar yaitu pengkodean dengan menggunakan 3 (tiga) buah
level tegangan yaitu –V, 0V, dan +V untuk menyatakan data biner.
Bipolar-AMI
Pengkodean Bipolar-AMI menggunakan level tegangan 0V untuk menyatakan
data biner 0, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan level tegangan –V dan +V
secara bergantian.
Bipolar 8 Zeros Substitution
·
Bipolar dengan 8 Zeros Substitution
·
Berdasarkan bipolar-AMI
·
Apabila terdapat 8 level tegangan nol berurutan, maka
kedelapan level tegangan tersebut disubstitusi oleh level tegangan 000VB0VB
Keterangan :
·
V = Valid bipolar signal
·
B = Bipolar violation
High Density Bipolar 3 Zeros
·
Berdasarkan bipolar-AMI
·
Jika jumlah sinyal tidak nol setelah
substitusi terakhir adalah ganjil, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan
level tegangan 000V.
·
Jika jumlah sinyal tidak nol setelah substitusi
terakhir adalah genap, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan level
tegangan B00V.
3.
Teknik Encoding Unipolar (Unipolar Encoding Technique)
Kode ini menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level tegangan,
yaitu untuk logika 0 memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki level
non-zero. Implementasi unipolar line codingmerupakan pengkodean sederhana, akan
tetapi terdapat dua permasalahan utama yaitu akan muncul komponen DC dan tidak
adanya sikronisasi untuk sekuensial data panjang baik untuk logika 1 atau 0.
4.
Satelite adalah:
Satelit merupakan benda yang mengelilingi bumi
dan planet-planet lainnya dengan periode revolusi dan rotasi tertentu dan
memiliki orbit peredarannya masing-masing
5. Kelebihan dan kekurangan satelite
Kelebihan Media Satelite, yaitu :
1. Koneksi dimana saja. Tidak
perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan jarak,
2. Jangkauan cakupannya yang luas
baik nasional, regional maupun global,
3. Pembangunan infrastrukturnya
relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding teresterial,
4. Komunikasi dapat dilakukan baik
titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting,
multicasting,
5. Kecepatan bit akses tinggi dan
bandwidth lebar,
6. VSAT bisa dipasang dimana saja
selama masuk dalam jangkauan satelite,
7. Handal dan bisa digunakan untuk
koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar,
8. Jika ke internet jaringan akses
langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya mendekati 100%,
9. Sangat baik untuk daerah yang
kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
Kekurangan Media Satelite, yaitu :
1. Besarnya throughput akan
terbatasi karena delay propagasi satelite geostasioner.
Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangka sehingga dapat mengatasi
problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang
menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang,
2. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik
di atas bumi ke titik lainnya melalui satelite adalah sekitar 700 milisecond (latency),
sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini
disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelite
dan kembali ke bumi. Satelite geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000
kilometer di atas permukaan bumi.
3. Sangat sensitif cuaca dan Curah
Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan
semakin tinggi redaman karena curah hujan.
Pertanyaan :
1. Apa yang anda ketahui tentang QAM
(Quadrature Amplitudo Modulation)
2. Jelaskan tentang 4-QAM ( 1
amplitude, 4 phases)
3. Jelaskan tentang 8-QAM (2 amplitudes, 4
phases)
Jawaban :
1.
Quadrature
Amplitudo Modulation atau QAM adalah suatu cara pentransmisian pada laju
bit-bit yang lebih tinggi pada saluran/kanal dengan lebar pita yang terbatas.
Sebagai contoh penggunaan kumpulan sinyal QAM 16 titik memungkinkan 9600
bit/detik ditransmisikan pada saluran telepon dengan lebar pita 2700 Hz. Dalam
kasus tersebut empat digit biner yang berurutan harus disimpan dan dikodekan
kembali sebagai salah satu dari 16 bentuk sinyal yang ditransmisikan.
Sinyal-sinyal yang dihasilkan dinamakan sinyal modulasi amplitudo kuadratur
(QAM). Sinyal ini dapat ditafsirkan sebagai modulasi amplitudo multitingkat
yang diterapkan secara bebas pada setiap dua pembawa kuadratur.
2.
QAM
4 keadaan merupakan teknik encoding M-er dengan M=4, dimana ada empat keluaran
QAM yang mungkin terjadi untuk sebuah frekuensi pembawa. Karena ada 4 keluaran
yang berbeda, maka harus ada 4 kondisi masukan yang berbeda. Karena masukan
sinyal digital ke QAM modulator adalah sinyal biner, maka untuk memperoleh 4
kondisi masukan yang berbeda diperlukan lebih dari satu bit masukan. Dengan memakai
2 bit masukan, maka diperoleh 4 (22) kondisi yang mungkin : 00, 01, 10, 11 data
masukan biner digabung menjadi kelompok dua bit. Masing masing kode bit
menghasilkan salah satu dari 4 keluaran yang mungkin.
Dua bit
dimasukkan secara seri kemudian dikeluarkan secara paralel satu bit ke kanal I dan bit lainnya serentak menuju ke kanal Q. Bit di kanal I dimodulasikan dengan
pembawa (sin ωct) dan bit dikanal Q dimodulasikan dengan pembawa (cos ωct).
Untuk logika 1 = +1 volt dan logika 0 = -1 volt, sehingga ada 2 fasa yang
mungkin pada keluaran modulator kanal I yaitu +sin ωct dan -sin ωct. Dan ada 2
fasa yang mungkin pada keluaran modulator kanal Q yaitu +cos ωct dan -cos ωct.
Penjumlahan linier menghasilkan 4 fasa resultan yang mungkin yaitu : +sin ωct
+cos ωct, +sin ωct -cos ωct, dan -sin ωct + cos ωct, dan -sin ωct -cos ωct.
Jika masukan biner dari Q = 0 dan I = 0 maka dua masukan modulator kanal I
adalah -1 dan (sin ωct). Sedangkan dua masukan modulator kanal Q adalah -1 dan
cos ωct.
Sehingga,
keluarannya adalah :
Modulator kanal
I = (-1) ( sin ωct) = -1 sin ωct
Modulator kanal
Q= (-1) (cos ωct) = -1 cos ωct
Dan keluaran
dari penjumlah linier adalah
-1 sin ωct -1
cos ωct = √((-1)^2+(-1)^2 ) cos (ωct -
tg -1 1)
= 1,414 cos (ωct
- 450)
= 1,414 sin (ωct
- 1350)
Data masukan
pada QAM 4 keadaan di bagi menjadi 2 kanal. Laju pada kanal I sama dengan kanal
Q yaitu setengah dari laju data masukan (fb /2). Frekuensi fundamental
tertinggi ada pada data masukan ke modulator kanal I atau kanal Q , yaitu
seperempat laju data masukan (fb /4). Keluaran modulator kanal I dan kanal Q
memerlukan bandwidth Nyquist minimum sebesar setengah dari laju data masukan (fb
/4 x 2 = fb /2)
Jadi dengan QAM
4 keadaan, penekanan bandwidth terpenuhi (bandwidh minimum lebih kecil dari
laju data masukan )
Sejak sinyal
keluaran tidak berubah fasa sampai dua bit (dibit) terkunci laju pembelahan
bit, laju perubahan keluaran (baud) tercepat juga sama dengan setengah laju
data masukkan. Bandwidth minimum dan baud adalah sama.
3.
QAM
8 keadaan adalah teknik encoding M-er dengan M=8. Dengan QAM 8 keadaan keluaran
yang mungkin untuk satu frekuensi pembawa. Untuk memperoleh 8 kondisi masukan
yang berbeda maka data masukan biner digabung menjadi tiga kelompok bit yang
disebut TRIBIT (23 = 8). Masing –masing kode tribit
menghasilkan salah satu keluaran yang mungkin .
Masukan bit serial
mengalir ke pembelah bit dimana mengubah ke bit paralel, menjadi keluaran tiga
kanal (kanal I atau kanal ‘in-phase’, kanal Q atau ‘in quadrature’, dan kanal C
atau ‘kontrol’). Sehingga laju bit pada masing –masing kanal menjadi sepertiga
laju data masukan (fb /3). Bit kanal I dan C menuju konverter kanal I dan bit
di kanal Q dan C menuju conventer kanal Q. Conventer ‘2 to 4 level’ adalah DAC
(digital to analog conventer) engan masukan paralel masukan 2 bit, ada 4
tegangan keluaran yang mungkin. Bit kanal I atau Q menentukan dari polaritas
dari keluaran, sinyal analog PAM (logika 1 = +V dan logika 0 = –V ). Sedangkan
bit kanal C menentukan besarnya (logika 1= 1,307 V dan logika 0 = 0,541 V),
karena bit kanal C sama sebagai masukan converter kanal I dan Q, maka besar
sinyal kanal I dan Q selalu sama.
Untuk masukan tribit Q
= 0, I = 0, C = 0 (000), maka masukan converter kanal I adalah 1 = 0 dan C = 0,
dari tabel kebenaran di peroleh keluaran –0,541 volt. Dan masukan converter
kanal Q adalah Q = 0 dan C = 0, dari tabel kebenaran di peroleh keluaran
–0,541. Lalu dua masukan modulator kanal I adalah –0,541 dan sin dan
keluarannnya adalah :
I = – (0,541) (sin ωct)
= – 0,541 sin ωct
Dan dua masukan
modulator kanal Q adalah –0,541 dan cos ωct laju keluarannya adalah :
Q = (– 0,541)( cos ωct)
= – 0,541 cos ωct
Kemudian keluaran dari
modulator kanal I dan Q di jumlah pada penjumlah linier dan keluarannya adalah
:
= – 0,541 sin ωct –
0,541 cos ωct
= 0,765 sin ωct – 1350
Sejak data dibagi menjadi tiga kanal, laju
data pada kanal I, kanal Q, dan kanal C. Adalah sebesar sepertiga dari laju
data masukan (fb /3). Karena bit di kanal I, Q, C dikeluarkan secara serentak
dan paralel, converter juga mengalami perubahan pada masukan keluaran pada laju
yang sama yaitu fb /3.
Referensi :
http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/?paged=3
TUGAS V-CLASS 1
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam
saluran komunikasi yang sekarang ini umum dipakai.
2. Jelaskan ciri atau spesifikasi
Frequency Shift Keying (FSK) dan Binary Frequency Shift Keying (BFSK)
3. Jelaskan tentang Pulsa
Code Modulation
4.Jelaskan tentang jaringan satelit,
sebutkan kelebihan dan kekurangan jaringan satelit.
Jawaban
1.
A. Sinyal G atau GPRS:
Sinyal G atau GPRS adalah jaringan sistem data
paket internet untuk HP. GPRS sendiri merupakan singkatan General Packet Radio
Service. Jaringan ini memiliki kecepatan data mencapai 35 - 171 Kilobits
per-second (Kbps).
B. Sinyal E atau EDGE:
Generasi setelah GPRS adalah E atau EDGE
(Enhanced Data rate for GSM Evolution). Kecepatan data transfer sinyal EDGE ini
antara 120 Kbps sampai dengan 384 Kbps. Pada smartphone iPhone generasi awal
sinyal EDGE adalah jaringan tertinggi yang bisa dipindai.
C.
Sinyal 3G:
Sinyal
3G sebenarnya turunan dari 2G atau GPRS. 3G sendiri adalah 3GPRS atau GPRS
versi 3. Yang membedakan adalah protokol transfer data yang menggunakan UMTS
(United Mobile Telecommunication Technology). Kecepatan datanya dimulai
dari 384 Kbps sampai 2 Mbps
D.
Sinyal H atau HPSA/HSDPA:
HSPA
(High Speed Packet Access) atau kadang dikenal dengan 3,5G. Sedikit lebih cepat
dari sinyal 3G, transfer datanya antara 600 Kbps sampai 10 Mbps. Walau
sebenarnya hanya rata-rata 1-3 Mbps. Sedang sinyal HSDPA (High Speed Downlink
Packet Access) atau kadang H+ memiliki kecepatan mencapai 7,2 Mbps
E. Sinyal 4G atau LTE:
Sinyal
4G atau generasi ke 4 dari GPRS juga disebut LTE (Long Term Evolution) membesut
kecepatan hingga 100 Mbps.
F. Sinyal 5G:
F. Sinyal 5G:
Sinyal
ini mampu membesut kecepatan data transfer mencapai 1 Gbps, alias Gigabyte
per-second.
2.
Modulasi digital
Frequency Shift Keying
(FSK):
modulasi dimana sinyal
pemodulasinya (sinyal digital) menggeser outputnya
antara dua frekuensi
yang telah ditentukan
sebelumnya,
untuk frekuensi
1270 Hz merepresentasikan mark
atau 1, dan
1070 Hz merepresentasikan space
atau 0.
(maaf munkin maksud pada soal adalah bpsk karena bfsk tidak di
temukan)
BPSK (binary phase shift keying) :
Adalah format yang
paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua tahap yang dipisahkan sebesar
180° dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua
bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1
bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi
data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.
3. PCM / Pulse Code
Modulation atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah satu teknik memproses suatu
sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses
utama pada sistem PCM, diantaranya Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing
(Kuantisasi), Coding (Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).
4. Kelebihan Media
Satelite, yaitu :
1. Koneksi
dimana saja. Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan
jarak,
2. Jangkauan
cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global,
3.
Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding
teresterial,
4. Komunikasi dapat dilakukan baik
titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting,
multicasting,
5. Kecepatan
bit akses tinggi dan bandwidth lebar,
6. VSAT
bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelite,
7. Handal
dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan
bandwidth yang lebar,
8.
Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya
mendekati 100%,
9. Sangat baik untuk daerah yang
kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
Kekurangan Media Satelite, yaitu :
1. Besarnya throughput akan
terbatasi karena delay propagasi satelite geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah
dikembangka sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang
menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang,
2. Waktu
yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelite
adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara
leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh
jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelite dan kembali ke
bumi. Satelite geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di
atas permukaan bumi.
3. Sangat
sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal
yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan.